Artificial Intelligence
Pikiran manusia masih terbilang misteri. Dari zaman yunani dan mesir kuno, manusia sendiri telah berusaha untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana pikiran manusia bekerja. usaha ini dilakukan dengan membuat sebuah sistem yang mengadaptasi proses kognitif manusia ke dalam sebuah sistem yang disebut sebagai Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Istilah AI pertama kali ditemukan oleh John McCarthy pada tahun 1956. Namun perjalan untuk memahami hal tersbeut sudah dimulai jauh sebelum itu.( Smith, 2006).
AI adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat computer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1989). H.A simon mengungkapkan definisi lain yaitu AI merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman computer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia itu cerdas (Kusrini, 2006).
1. Sejarah Kecerdasan Buatan
Sejarah perkembangan kecerdasan buatan dibagi menjadi beberapa periode yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Cikal bakal Kecerdasan Buatan (1943 – 1955)
Cikal bakal AI dikerjakan oleh McCulloh & Pitts dengan Neuron buatan yang menirukan cara kerja neuron manusia dengan logika proposisional. Bisa menyelesaikan fungsi komputasi dengan struktur neuron network.
Hebbian learning, memperkenalkan aturan sederhana untuk meng-update kekuatan antar neuron.
Minsky & Edmonds membangun komputer neural network pertama pada 1950.
Allan Turing dianggap sebagai orang pertama yang mengeluarkan pikiran tentang AI secara lengkap pada artikelnya yang berjudul “Computing machinery and Intelligent” pada tahun 1950.
- Kelahiran Kecerdasan Buatan (1956)
McCarthy menginisiasi Dartmouth Workshop pada tahun 1956 yang melahirkan suatu nama bidang baru “Artificial Intelligence”.
Mengapa AI berbeda dengan disiplin ilmu lain yang serupa? Karena AI berfokus menirukan kemampuan manusia seperti kreatifitas, pengembangan diri, dan penggunaan bahasa. Selain itu juga karena metodologi AI merupakan cabang dari ilmu komputer yang berupaya membangun mesin yang berfungsi otonom pada lingkungan yang kompleks dan berubah-ubah.
- Awal mula AI yang penuh antusias dan harapan besar (1952 – 1969)
Merupakan tahap pengembangan aplikasi AI yang sukses jika dibandingan dengan program komputer primitif. Banyak aplikasi AI yang berhasil sehingga memunculkan istilah “evolusi mesin”.
- AI menjadi industry (1980 – sekarang)
Aplikasi komersial pertama menggunakan sistem pakar bernama R1 yang digunakan oleh perusahaan Amerika (1982).
Jepang juga membentuk proyek jangka panjang menggunakan komputer cerdas berbasis Prolog.
- Kecerdasan Buatan menjadi disiplin ilmu (1987 – sekarang)
Agar lebih mandiri dan memiliki cakupan yang lebih luas AI memisahkan diri dan menjadi disiplin ilmu yang baru.
- AI menampakkan diri di semua bidang (1995 – sekarang)
Sekarang ini manusia tidak bias lepas dari kecerdasan mesin yang mampu menyelesaikan berbagai masalah dengan tepat dan cepat.
2. Hubungan AI dan kognisi manusia sebagai mesin berpikir
AI telah menjadi perhatian bagi banyak peneliti selama beberapa dekade. Para ilmuwan tersebut mencoba memecahkan misteri yang otak kita miliki. Otak kita memiliki caranya sendiri untuk menangkap sebuah atau beberapa ilmu pengetahuan dan kemudian menjadikannya bagian dari diri kita. bisa dibilang pengetahuan itu sendiri bergabung bersama neuron-neuron lainnya. Hal tersebut menjadikan AI dan Neurosains sebagai disiplin ilmu yang masih menjadi sorotan hingga sekarang. Dalam perkembangan Artificial Intelligence terdapat berbagai percobaan guna membangun kembali fungsi kognitif manusia. Menurut Kusrini (2006) berikut adalah Masalah-masalah yang dapat diselesai dengan sistem pakar diantaranya: interpretasi, prediksi, diagnosis, desain, perencanaan, debugging dan repair, intruksi, pengendalian, selection, simulation, dan monitoring.
3. Hubungan AI dan Sistem Pakar
Sistem pakar adalah kumpulan dari pengetahuan-pengetahuan spesialis dalam bidangnya yang berbentuk program dan meniru pengalaman empiris tersbeut untuk membantu para penggunanya.
AI diterapkan dalam berbagai bidang dalam bentuk sistem pakar (expert system). Sistem pakar adalah program komputer yang berusaha untuk mewakili pengetahuan keahlian manusia dalam entuk heuristik. Istilah heuristik berasal dari kata yunani “eureka” yang berarti “menemukan” jadi heuristik adalah aturan yang menjasi patokan atau aturan untuk menebak dengan baik. heuristik memungkina sistem pakar ntuk berfunsi sedemikia rupa agar konsisten dengan keahlian manusia dan menyarankan penggunanya cara untuk menyelesaikan masalah dalam kata lain bisa berfungsi sebagai konsultan dan tindakan menggunakan aplikasinya disebut konsultasi. Salah satu pendekatan yang populer disebut cara berpikir berbasis kasus (case based reasoning- CBR). Pendekatan ini menggunakan data historis sebagai dasar mengidentifikasi masalah dan merekomendasikan solusi. Beberapa sistem menggunakan pengetahuan dalam bentuk pohon keputusan (decision tree) struktur jaringan ini memungkinkan penggunanya melangkah dari akar hingga ke jaringan dahan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan suatu masalah yang mengarahkan pengguna hingga tiba ke solusi yang diinginkan di ujung dahan.
Sistem pakar dirancang oleh spesialis informasi yang memiliki keahlian khusus dalam bidang kecerdasan buatan. Sistem pakar dapat dibangun dengan meniru jaringan saraf manusia, algoritme genetik dan agen cerdas.
D. AI sebagai sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendukung sistem pengambilan keputusan
Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alhajji, Alsuhaibani dan Alharbi pada tahun 2019 di Saudi Arabia menggunakan aplikasi Rule-Based Expert System yaitu sebuah bentuk sederhana dari Artifical Intelligence, sebuah sistem yang meniru penalaran spesialis dalam bidang tertentu (Grosan & Abraham, 2011). Aplikasi ini dibuat untuk mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai apa yang dilakukan oleh sistem pakar, bagaimana cara mereka dibuat dan bagaimana sistem pakar seharusnya bekerja. Dari berbagai sistem pakar, ELIZA psychoteraphy adalah sebuah sistem yang paling realistis dimana program Eliza menganggap pengguna sebagai pasien dan Eliza sendiri sebagai terapis.
ELIZA PSYCHOTHERAPHY
Objektif dari sistem yang telah diusulkan adalah membantu orang-orang agar tetap bisa berkomunikasi dengan para dokter terlebih dala situasi genting dimana bantan media diperlukan, membantu orang-orang dalam mendeteksi serta memahami gejala yang dialami sesuai dengan buku panduan dan pengatahuan para spesialis.
Sistem pakar yang dikembangkan untuk mendiganosis sebuah patologis diambil dari kategori psikiatri yang dikeluarkan oleh WHO dan APA (DSM-V) agar membantu para dokter dalam meningkatkan akurasi dari diagnosa penyakit terkait.
Penelitian di atas adalah salah satu dari banyak contoh sistem pakar yang ditanamkan dalam prosedur diagnosis gangguan yang dialami seseorang. bergabungnya AI dengan Psikologi adalah agar meningkatkan reliabilitas hasil diagnosis. Contoh kasus yang baru saja terjadi yaitu pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang laki-laki di inggris bisa saja diketahui penyebabnya dengan menganalisa gejala dan kejadian-kejadian di dalam hidupnya yang kemudian dikaitkan dengan buku panduan gangguan psikologis yang telah diintegrasikan dengan sistem pakar dalam sebuah program. Implementasi AI dalam bidang psikologi memungkinkan diagnosa dalam waktu singkat serta pemberian saran dalam perawatan si pelaku.Hal yang harus digaris bawahi adalah masuknya AI ke dalam ranah psikologi bukan menjadi sebuah hal yang harus dikhawatirkan karena AI muncul bukan sebagai pengganti manusia sebagai konsultan melainkan alat bantu dalam mendapatkan hasil akhir yang efektif dan efisien.
Daftar pustaka:
Al- Hajji, Ahmad A., Fatimah M. Alsuhaibani & Nouf S. Alharbi. (2019). An Online Expert System for Psychtric Diagnosis. In: International Journal of Artificial Intelligence and Applications (IJAIA), Vol. 10, No. 2, March. Qassim University: Saudi Arabia
Grosan C., Abraham A. (2011) Rule-Based Expert Systems. In: Intelligent Systems. Intelligent Systems Reference Library, vol 17. Springer, Berlin, Heidelber
Kusrini . (2006). Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. C.V ANDI OFFSET: Yogyakarta
McLeod, Jr., Raymond, George P. Schell. (2008). Sistem Informasi Manajemen Edisi Kesepuluh. Salemba Empat: Jakarta