Unsur Baru
Beberapa waktu lalu Nihonium,
Unsur Kimia Terbaru Ditemukan oleh Profesor Jepang.
Selain Nihonium, ternyata ada pula Moscovium (Mc), Tennessine (Ts) dan
Oganesson (Og) menambah daftar baru unsur kimia. Keempatnya secara berurutan
mengisi no unsur 113, 115, 117 dan 118 dalam tabel periodik.
Unsur dengan nomor atom 113
(memiliki nama sementara ununtrium, atau Uut). Tim ilmuwan dari RIKEN
Nishina Center for Accelerator-based Science di Jepang mengusulkan nama Nihonium
dengan simbol Nh. (Baca : Empat
Unsur Baru Lengkapi Baris ke-7 Tabel Periodik Kimia)
Nihon adalah salah satu dari
dua ungkapan yang berarti 'Jepang' dalam bahasa Jepang, dan secara harfiah
berarti 'Tanah Matahari Terbit'. Nama ini diusulkan untuk membuat koneksi
langsung ke negara di mana elemen tersebut ditemukan.
Elemen 115 (nama sementara
ununpentium atau UUP) dan 117 (nama sementara ununseptium atau Uus) ditemukan
oleh tim peneliti kolaborasi dari Dubna-Livermore-Oak Ridge. Mereka mengusulkan
nama Moscovium (Mc) dan Tennessine (Ts).
Moscovium berasal dari wilayah Moskow, diberi
nama itu untuk menghormati tanah kuno di Eropa yang merupakan rumah dari
Institut Bersama terkait penelitian nuklir. Penamaan Tennessine diambil dari
wilayah peneliti bersama, yakni di Tennessee, termasuk di antaranya
Oak Ridge National Laboratory (ORNL), Vanderbilt University, dan University of
Tennessee di Knoxville.
Terakhir, unsur dengan nomor atom 118 (nama sementara
ununoktium atau Uuo) ditemukan oleh kolaborasi tim penemu dari Dubna-Livermore
yang mengusulkan nama Oganesson (Og). Usulan ini untuk menghormati seorang
ilmuwan bernama Prof. Yuri Oganessian (lahir 1933). Ia adalah pionir untuk
penelitian elemen tersebut.
Sumber:http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/06/selain-nihonium-ada-lagi-3-unsur-kimia-terbaru
Senyawa Baru
COOL BLUE
Dari tahun ke tahun banyak peneliti atau pun
ilmuwan berlomba – lomba mencari senyawa terbaru yang dapat berguna bagi
kehidupan manusia. salah satu contohnya yaitu penemuan senyawa terbaru yaitu
cool blue yang sudah lama para ilmuwan mencari tahu apa itu senyawa cool blue
dan apa manfaatnya bagi kehidupan.
Penemuan Cool Blue secara tidak sengaja
ditemukan team ilmuwan dari Oregon State University, seperti yang dirilis dalam
website resmi mereka “New Compound Could Become ‘Cool Blue’ for Energy Efficiency in Buildings”. Penemuan ini nampaknya telah mengungkapkan sebuah pencarian yang
selama beberapa tahun telah menyerap energi dan tenaga orang – orang Mesir
kuno, Dinasti Han dari Cina, dan kebudayaan suku Maya tentang pigmen biru yang
mendekati sempurna.
Melalui berbagai sejarah manusia yang telah
tercatat, orang – orang di seluruh dunia telah mencari senyawa anorganik yang
dapat digunakan untuk melukis dengan warna biru, dan seringkali dengan sedikit
sekali keberhasilan. Kebanyakan telah mengalami permasalahan lingkungan dan
ketahanan. Unsur kobalt biru, yang dikembangkan di Perancis di awal tahun 1800
an, dapat bersifat carcinogenic. Unsur prusi biru dapat melepaskan sianida.
Pigmen biru lainnya tidaklah stabil ketika terekspos pada panas atau keadaan
asam. Namun para ahli kimia di OSU telah menemukan senyawa baru berdasarkan
pada unsure mangan yang sebaiknya menunjukkan kesemua perhatian tersebut.
Senyawa tersebut sangat aman untuk diproduksi, lebih tahan lama, dan sebaiknya
menuntun pada pigmen (zat warna) biru yang ramah lingkungan ketimbang sesuatu
yang digunakan sekarang ini atau di waktu lampau. Senyawa itu dapat bertahan
pada suhu yang teramat sangat tinggi dan tidak memudar setelah seminggu di
cairan asam. Pingmen biru memiliki karakteristik yang tidak biasa dalam
merefleksikan panas. Penemuan ini disebut “Cool Blue”, senyawa penting dalam
pendekatan baru dalam menghemat energi bangunan. Temuannya telah dipublikasikan
pada Jurnal American Chemical Society,
dan hak patennya telah dilaksanakan terhadap komposisi persenyawaan dan proses
yang digunakan untuk menciptakannya. Penelitian ini didanai oleh National
Science Foundation.
Struktur Cool Blue / Credit: Oregon State
University
Potensi senyawa kimia Cool Blue digunakan untuk membantu mengurangi
penyerapan energi panas pada atap dan dinding bangunan. Salah satu bidang yang
berkembang dan cukup menarik perhatian untuk digunakan di daerah hangat, di
mana pendinginan merupakan biaya besar. Saat ini senyawa kimia Cool Blue sedang dikembangkan dan
dipertimbangkan sebagai aplikasi komersial. Mas Subramanian, seorang profesor
kimia Oregon State University yang menemukan senyawa mengatakan bahwa,
pigmen Cool Blue memiliki reflektifitas panas inframerah sekitar 40 persen,
secara signifikan lebih tinggi dari pigmen paling biru yang sekarang digunakan.
Semakin banyak penemuan pigmen, semakin menarik yang didapatkan. Ilmuwan sudah
mengetahui hal tersebut karena memiliki keuntungan yang lebih tahan lama, aman
dan cukup mudah menghasilkan energi. Saat ini tampaknya akan menjadi kandidat
baru dalam efisiensi energi.
Para peneliti mengatakan bahwa apa yang telah
terjadi adalah pada suhu 1,200 derajat centigrade – hampir 2,000 derajat
Fahrenheit – mangan oksida lain yang tidak berbahaya ini berubah menjadi
senyawa warna biru yang hidup yang dapat digunakan untuk membuat sebuah pigmen
(zat warna) yang mampu menolak panas dan asam, ramah lingkungan dan murah untuk
diproduksi dari mineral yang telah siap tersedia. Pigmen (zat warna) biru
terbaru – dan kemungkinan yang terbaik – pada sejarah dunia telah lahir, sampai
dengan ion unsur mangan telah di bentuk pada sebuah ketidak laziman “trigonal
bipyramidal coordination” dalam keadaan panas yang teramat sangat.
Pigmen ini pada akhirnya mungkin bermanfaat
di semua hal dari printer inkjet sampai bidang automobil, seni atau cat rumah,
jelas para peneliti. Cat biru yang digunakan untuk merefleksikan bagian-bagian
signifikan dari energi lama matahari, dengan demikian akan mengurangi biaya
pendinginan dan nantinya akan menjadi tren baru yang penting dalam konstruksi
‘ramah lingkungan’ serta efisiensi energi. Lapisan reflektif yang lebih estetis
akan mengalami penurunan panas, mengurangi panas dari efek polusi (seperti
rumah kaca) di kota, lebih rendah dalam konsumsi energi, dan mengurangi polusi
udara karena dapat menurunkan penggunaan energi dan emisi pembangkit listrik.
Ilmuwan yakin dapat memberikan kontribusi untuk solusi efisiensi energi baru di
seluruh dunia. Secara umum, warna yang digunakan atap rumah lebih gelap, begitu
juga mobil ataupun aplikasi lain akan cenderung untuk menyerap energi panas
lebih banyak. Tetapi beberapa senyawa seperti yang ditemukan dalam penelitian
Oregon State University, tak hanya memiliki warna gelap tetapi juga
berkemampuan untuk merefleksikan energi panas ke dalam spektrum inframerah,
yang berperan penting dalam sebagian besar energi panas yang menyerap sinar
matahari.
No comments:
Post a Comment